Selasa, April 01, 2008

Nonton Sepak Bola Dapat Tinju

Siapa yang nggak suka liat lakon dan ikon sepak bola seperti Kaka, Raul Gonzales, Lionel Messi, Steven Gerrard, Alessandro Del Piero, hingga Samuel Eto’o beradu gocek, beradu otak, dan beradu kreasi demi gol? Siapa yang nggak melongo melihat penyelamatan brilian ala Peter Cech, Ikker Casilas, hingga Gianluigi Buffon? Buat kaum hawa, siapa sih yang nggak suka menyaksikan ketampanan David Beckham, Del Piero, sampai Francesco Totti? Sepak bola. Olah raga paling populer, (di sebagian benua) prestisius, dan merakyat yang ironisnya justru kian susah di mainkan oleh rakyat karena lapangan bola habis di gasak Mal, sentra bisnis, atau perkantoran. Merakyat, tapi sangat sedikit pengidola pemain lokal. Merakyat, hingga di bodoh-bodohi kayak rakyat. Sepak bola. Olah raga murah yang untuk 11 orang hanya butuh patungan satu bola plastik, sering tanpa sepatu, kostum, gawang permanen, bendera hakim garis, atau peluit. Sepak bola. Begitu murah, sampai-sampai di anggap murahan dan sepele. Bisa di atur dari balik bui. Macam bandar narkoba saja. Sepak bola. Terlalu populer sampai di lapangan kampung saya yang berubah jadi tanah ada 13 lawan 13. Olah raga meriah penuh sorak sorai bergembira. Meriah karena bisa nonton tiga cabang olah raga sekaligus. Sepak bola itu sendiri, tinju, dan balap lari. Eh, salah. Kadang saking meriahnya bisa empat cabang. Plus lempar lembing.

Tidak ada komentar: